Sabtu, 21 November 2009

Pertama Kali Di Indonesia Pembawa Koi Adalah Bung Karno


Petani Koi di Kabupaten Blitar mendapat perhatian serius dari Megawati Soekarnoputri ketika bersilahturahmi dengan rakyat Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, sore ini (21/11/07). Bahkan bibit ikan koi yang pertama dibawa ke Indonesia adalah hasil dari lawatan Bung Karno ke Negeri Jepang. Pada tahun 1963, Bung Karno pada suatu kunjungan ke Jepang, waktu itu saya ikut, beliau membawa bibit koi ke sini, Indonesia, karena beliau itu penggemar ikan Koki, kata Megawati pada acara silahturahmi yang dihadiri sekitar 2.000 orang.

Menurut Megawati, memang problema yang dihadapi petani budidaya ikan hias koi adalah mendapatkan induk berkualitas unggul. Di Jepang, tempat asal budidaya ikan koi, telah dilakukan sejak ribuan tahun silam. Karena itu, ikan koi asal Jepang dikenal mutunya yang sangat bagus. Untuk mengimpornya memang akan terkendala oleh regulasi tentang perlindungan satwa dan tumbuhan langka. Saya berharap ada insinyur kita yang dapat membantu mengembangkan budidaya koi. Masak, nggak ada ahli yang mau membantu petani koi kita? kata Megawati tentang pengembangan benih koi berkualitas.

Di Jepang, ikan koi mendapat tempat yang istimewa alam kehidupan masyarakat Jepang. Kata Megawati, Kaisar Jepang sekarang ini adalah seorang yang ahli tentang ikan koi. Sang kaisar ini diberi tugas oleh ayahnya, Kaisar Jepang saat itu, untuk mempelajari dan mengembangkan satwa langka ini. Tancho, jenis ikan koi yang amat mahal karena dianggap sebagai visualisasi masyarakat Jepang. Kaisar Jepang itu ahli ikan koi karena diminta ayahnya untuk mempelajari ikan-ikan di Jepang, kata Megawati.

Mengingat problem benih ini adalah persoalan yang penting dan pelik, maka, menurut Megawati, sebaiknya mulai sekarang dilakukan berbagai penyilangan-penyilangan untuk menghasilkan jenis koi yang berkualitas. Di sini peran pemerintah sangat diperlukan oleh para petani koi. Pemerintah daerah seharusnya memberikan bantuan tenaga ahli untuk memajukan budidaya ikan koi. Baik itu berupa penyilangan bibit ataupun teknik pemasarannya, kata Megawati menghimbau pemerintah Kabupaten Blitar.

Megawati pada kesempatan itu menyatakan keseriusannya untuk dapat membantu problem petani koi di Blitar yang telah memiliki reputasi nasional maupun internasional. Blitar Koi Klub sudah mampu membawa nama Blitar di tingkat nasional maupun manca negara. Bisa dibuktikan, ikan Koi Blitar tidak bisa dibedakan dengan koi impor, meski ukurannya kecil-kecil, kata Agus Ketua Kelompok Penataran Koi dan Blitar Koi Klub di hadapan Megawati disaksikan ribuan rakyat Blitar.

Saat ini produksi ikan Koi Blitar sudah sangat terkenal mutunya di berbagai daerah. Hanya saja memang ada persoalan klasik seprti pemasaran, permodalan dan benih. Meski demikian hambatan itu belum masuk dalam taraf yang membahayakan pengembangan budi daya koi sebagai salah satu primadona perekonomian rakyat Blitar. Pembudidayaan Koi yang maju memang masih dalam angan-angan. Tapi, Koi sekarang sudah menjadi primadona perekonomian kami. Inilah andil kami kepada bangsa dan negara ini, kata Achmad Mutaqin, salah satu anggota Forum Petani Peduli Ikan Hias Sumber Koi.

Rabu, 11 November 2009

Harga Tawar Ikan Koi di Desa Sumber


Koi adalah merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar kategori sangat mahal. Namun demikian, walau begitu dikenal sangat mahal; permintaan pasar domestik maupun luar negeri tetap semakin stabil. Hal yang demikianlah sehingga sangat mendukung/ mendorong bagi peningkatan produksi maupun pertumbuhan budidaya.
Budidaya Koi di negeri ini sangatlah terbatas, sesuai dengan potensi daerah yang cocok bagi usaha ini. Menurut data yang ada pada kami, daerah yang cocok atau potensial untuk usaha ini antara lain adalah : Blitar, sebagai sentra produksi/ pemasok Koi nasional terbesar kemudian berkembang Jogjakarta, sebagian kecil Jawa Tengah, Sukabumi dan Malang dalam pengembangan.
Dalam rangka pengembangan budidaya Koi setidaknya harus kita persiapkan antara lain :
Lahan atau kolam. Kedalaman kolam biasa mulai dari 50 cm – 150 cm (disesuaikan). Suplay dan kualitas air cukup, PH rata – rata kisaran 6 – 8, suhu rata – rata 27oC – 32o C. Isi kolam dan diamkan selama 3 hari sebelum memasukkan ikan. Kalau perlu beri Well Oxigen untuk kesempurnaan. Koi juga bisa untuk campuran Gurami.
Siapkan benih atau calon induk – jantan atau induk jantan yang berkwalitas (dalam sejarah keturunannya jelas). Body panjang, gagah kekar, warna tajam, kontras, pola warna pakem dan simetris, gaya renang atau gerakan lincah agresif, dst.
Teknik perawatan, penanganan tidak boleh kasar, tidak terlalu sering dipindah pindah kecuali untuk maksud tertentu. Padat penebaran terukur, konsentrasi pemberian pakan maupun obat – obatan yang tepat, dan hal – hal lain mengenai proses pembenihan & budidaya.
Berikut kami sampaikan keterangan dan informasi mengenai macam-macam koi yang tersedia di desa Sumber-Blitar setempat. Kuhaku, showa, shiro, utshuri, platinum, yamabuki, ogon, goshiki, sanke, beko, hikari, dll, dengan berbagi kelas diantaranya: A, A Super, B, C, Super dan Istimewa dengan ukuran dari 15 cm sampai 25 cm keatas. Adapun harga-harganya bisa menyesuaikan dari 25.000-300.000 keatas tergantung ukurannya
Pada umumnya kelas/ kwalitas Koi disebutkan : Pertama; Kelas Istimewa; Adalah kelas kontes, kelas para penghobi/ penggemar. Untuk harganya sangat relatif tergantung kesepakatan pemilik dan pembeli karena sangat mahal
Kedua; Kelas Super (A super) Adalah kelas menengah keatas/ untuk pengembangan (calon induk – jantan) berkwalitas. Informasi harga diatas 300.000 per ekor (tegantung ukuran). Ketiga; Kelas A Adalah kelas menengah, koleksi, pembesaran, pemula, show room, untuk calon induk – jantan. Informasi harga 200.000 – 300.000 per ekor tergantung ukuran.
Keempat Kelas B; Adalah kelas pasar atau menengah kebawah. Sasaran di pasar ikan hias umum, informasi harga kurang lebih 25.000 keatas per ekor tergantung ukuran. Kelima;Kelas C
Adalah kelas pasar biasa (kropyok). Harga relatif murah, tergantung ukuran. Informasi tersebut berdasarkan keadaan di Blitar.
Keterangan ini didapat dari ketua kelompok tani ikan hias IMAM MAHRUS, dengan email mahrus_koi@yahoo.co.id. bagi yang berkenan dipersilahkan mendatangi langsung di desa Sumber, Kec. sanan Kulon, Kab. Blitar.

Minggu, 08 November 2009

Ikan Koi


Ikan Koi menjadi salah satu Ikon ekonomi Desa Sumber Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar. Sebuah asosiasi yang mendambakan kesejahteraan masyarakatnya lewat budidaya ikan hias dengan jenis "KOI". Dengan harapan para petani bisa mengembangkan dan melestarikan jenis ikan ini, karena saat ini belum banyak masyakat yang peduli akan prospek dalam jangka waktu lama akan menjadi komoditi pasar internasional. Semoga harapan ini dapat menjadi perhatian banyak fihak yang respek terhadap pengembangan usaha ini. wassalam....!